Wednesday, September 29, 2010

Peran Telematika

Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan
sektor-sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong 3 pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya. Mereka telah memberi perhatian besar pada sektor telekomunikasi, sehingga selain jumlah pengguna telepon (teledensity) meningkat, terjadi pula peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Implikasi sosial dari pemanfaatan Telematika belum dapat dirasakan langsung
oleh kelompok masyarakat miskin atau mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini
dapat dipahami karena daya beli mereka rendah. Telematika belum merupakan
kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap hari. Dalam kondisi ini, bagi golongan
miskin tadi Telematika masih menjadi barang langka, mahal dan tidak berguna.
Manfaat Telematika sudah dirasakan oleh golongan terpelajar, atau mereka yang
berpunya. Pada awal abad milenium ini muncul kecenderungan kuat adanya
ketergantungan terhadap informasi. Penggunaan telekomunikasi dan teknologi
informasi khususnya Internet sebagian besar dilakukan oleh kelompok masyarakat
golongan menengah ke atas. Kondisi kontradiktif dalam pemanfaatan Telematika
memunculkan fenomena yang kaya makin kaya, yang miskin makin terpuruk dan
tambah miskin. Ketidak-tanggapan penentu kebijakan publik di bidang Telematika
terhadap fenomena umum semacam inilah yang kemudian menimbulkan jurang
digital (digital divide).
Jika kontribusi Telematika terhadap perekonomian nasional sudah ada cara
mengukurnya, tidak demikian halnya dengan kontribusi Telematika tehadap
pembangunan dan peningkatan kualitas demokrasi. Bukti empiris menunjukkan
bahwa Telematika telah banyak membantu upaya masyarakat bangsa menuju
demokrasi. Bentuk sederhana keterlibatan Telematika dalam demokrasi antara lain
penggunaan Short Message Service (SMS), Electronic Mail (E-mail), dalam
pendudukan gedung DPR/MPR oleh para aktivis mahasiswa yang berujung pada
runtuhnya rezim Orde Baru. Pengembangan lebih lanjut pemanfaatan Telematika
dalam mendukung upaya pendidikan politik dan demokrasi hanya dibatasi oleh
kemampuan manusia, bukan oleh teknologi itu sendiri. Fakta yang cukup menarik,
belum banyak partai politik yang secara khusus memberi perhatian pada Telematika.
Baik itu pemanfaatan sebagai sarana untuk mengelola organisasi sehingga menjadi
partai modern berbasis teknologi, maupun menggunakan isu-isu kebijakan dan
strategis di seputar Telematika yang dapat menarik simpati masyarakat luas.

No comments:

Post a Comment